Taubat adalah penyesalan. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya maka akan dibukakan baginya pintu-pintu taubat, penyesalan dan kekecewaan, merasa hina di hadapan Allah, fakir di hadapan-Nya, memohon pertolongan-Nya, tulus kembali kepada-Nya, terus menerus tadharru', berdo'a, taqarrub kepada-Nya dengan segala kebaikan semaksimal mungkin yang dapat ia kerjakan, hingga keburukan yang telah ia kerjakan menjadi sebab baginya untuk mendapatkan rahmat (karena ia mau bertaubat). Sampai-sampai musuh Allah (syaithan) berkata, "Duhai seandainya dahulu aku tidak menggodanya dan menjerumuskannya ke dalam dosa..!" Inilah maksud perkataan sebagian salaf, "Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbuat dosa namun ia masuk jannah karenanya, dan ada seorang hamba yang berbuat baik namun ia masuk neraka karenanya." Orang-orang bertanya, "Bagaimana hal itu bisa terjadi?" Beliau menjawab, "Seorang hamba melakukan dosa namun kemudian meneteslah air matanya karena takut, khawatir, menangis karena menyesal dan malu kepada Allah Ta'ala. Dia menundukkan kepalanya di hadapan Allah, seakan hatinya pecah, hingga dosa yang dia kerjakan menjadi sebab baginya untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan. Sehingga dosa yang ia kerjakan (lalu dia bertaubat) itu lebih bermanfaat dari banyaknya ketaatan yang dapat menyebabkan datangnya kebahagiaan seorang hamba dan keberuntungannya. Maka dosa tersebut menjadi sebab baginya untuk masuk jannah."
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah Rahimahullah
www.ibnumajjah.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar