Al-Hafidz Adz-Dzahabi rahimahullah berkata:
"Ilmu yang dibenci untuk dipelajari serta disebarkan adalah ilmu orang-orang terdahulu (ilmu
tentang konsep ketuhanan menurut orang-orang jahiliyah dan ahlul kitab, pent.). Juga ilmu
ketuhanan menurut filosof berikut sebagian bahkan mayoritas aktivitas mereka: ilmu sihir, ilmu
sulap, ilmu kimia (yang tidak bermanfaat, ed), ilmu perdukunan, ilmu tipu muslihat, dan usaha
penyebaran hadits-hadits palsu serta seluruh kisah batil atau mungkar, sejarah kepahlawanan-kepahlawanan rekaan dan yang semisalnya, risalah-risalah pengikut paham tasawuf (sufi) berikut
sya'ir-sya'ir yang mengandung celaan terhadap kemuliaan nubuwah, serta ilmu-ilmu batil lainnya
yang sangat banyak.
Karena itu berhati-hatilah! Barangsiapa dari kalangan cendekiawan yang diuji untuk melakukan
penelitian dalam ilmu-ilmu tersebut karena kelapangan dan keilmuannya hendaklah mempersedikit
upaya untuk itu dan menelaah untuk dirinya sendiri, dan hendaklah dia meminta ampun kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bersandar kepada tauhid serta berdoa meminta keselamatan dalam
agamanya. Demikian pula hadits-hadits palsu yang sangat banyak jumlahnya, yang memuat tentang
sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak halal untuk disebarluaskan kecuali dalam rangka tahdzir (memperingatkan manusia) supaya tidak meyakinya. Jika memungkinkan untuk meniadakannya,
maka itu lebih baik lagi."
"Ya Allah, jagalah keimanan kami…. Tiada kekuatan kecuali kekuatan Allah semata."
(An-Nubadz fi Adabi Thalabil 'Ilmi, hal. 55-56)
Dapatkan faidah ilmu lebih banyak dengan membaca langsung dari sumbernya di sini:
Majalah Asy Syari'ah, no.46/IV/1429 H/2008, rubrik Permata Salaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar