Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,
نَظْرُ المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجْلُو القَلْبَ
“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.“[Siyar A’lam An Nubala’, 8/435, Mawqi’ Ya’sub] Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang shalih, hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang shalih dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang shalih lainnya.
‘Abdurrahman bin Mahdi mengatakan mengenai Ibnul Mubarak, “Kedua mataku ini tidak pernah melihat pemberi nasehat yang paling bagus dari umat ini kecuali Ibnul Mubarak.“[Shifatush Shafwah, 1/438]
‘Abdullah bin Al Mubarak mengatakan, “Jika kami memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.”
Ja’far bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’.”[Ta’thirul Anfas min Haditsil Ikhlas, Sayyid bin Husain Al ‘Afani, halaman 466, Darul ‘Affani, cetakan pertama, tahun 1421 H]
Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang”.[Lihat Shahih Al Wabilush Shayyib, antara halaman 91-96, Dar Ibnul Jauziy]
Dapatkan faidah ilmu lebih banyak dengan membaca langsung dari sumbernya di sini:
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/kiat-agar-tetap-istiqomah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar