Pages

Senin, 11 Juli 2011

Keutamaan Niat

Umar bin Khathab radhiallahu 'anhu berkata, "Amal yang paling utama adalah melaksanakan kewajiban dari Allah azza wa jalla, bersikap wara’ (*1) terhadap yang diharamkan-Nya, dan meluruskan niat untuk mendapatkan pahala di sisi Allah azza wa jalla."

Sebagian ulama salaf berkata, "Betapa banyak amalan kecil menjadi besar karena niat. Betapa banyak pula amalan besar menjadi kecil karena niat."

Yahya bin Abu Katsir berkata, "Pelajarilah niat! Sesungguhnya niat itu lebih dapat menyampaikan kepada tujuan daripada amal."

Suatu ketika Ibnu Umar mendengar seseorang berucap di awal ihramnya, "Ya Allah sesungguhnya aku akan menunaikan haji dan umrah." Ibnu Umar bertanya, "Apakah kamu hendak mengajari orang-orang? Bukankah Allah mengetahui apa yang ada pada dirimu?" (*2) Yang demikian itu, karena niat adalah kehendak hati. Tidaklah diwajibkan melafalkannya dalam ibadah.

(*1) Simak sikap wara’ Abu Ishaq As-Syairazy. Suatu hari ia memasuki masjid untuk makan seperti biasanya. Ia beranjak pergi dan uangnya tertinggal satu dinar di sana. Di tengah jalan barulah ia ingat, dan tidak menyentuhnya sambil berkata, “Jangan-jangan ini dinar orang lain, dan bukan dinarku.” Demikian termuat dalam Tahdzibul Asma karya An-Nawawiy I/173

(*2) Riwayat ini dinyatakan shahih oleh Ibnu Rajab Al_Hambaliy dalam Jami’ Al-Ulum wal Hakim halaman 19.

Dapatkan faidah ilmu lebih lengkap dengan membaca langsung dari sumbernya di sini:
“Tazkiyatun Nafs” Konsep Penyucian Jiwa Menurut Ulama Salafush Shalih, halaman 20. Penerbit: Pustaka Arafah
http://rezapalavi.wordpress.com/2011/03/10/keutamaan-niat/#comment-248

1 komentar:

  1. assalamu'alaikum..
    syukran jazilan atas informasi yg bermanfaat ini.
    ana ingin minta kebenaran admin untuk menggunakan informasi ini untuk disampaikan kepada sahabat2 yang lain.

    BalasHapus