Pages

Selasa, 13 Juli 2010

Al-Mu-min, al-Muhaimin, Al-Muhiith, Al-Muqiit

Al-Mu-min. Nama ini berarti Yang memberi keamanan.

Allah Yang memuji diri-Nya dengan sifat kesempurnaan, keagungan, keagungan, dan keindahan yang sempurna. Yang mengutus para Rasul dan menurunkan Kitab-Kitab-Nya dengan bukti dan dalil. Membenarkan semua Rasul dengan tanda dan bukti yang menunjukkan kejujuran dan kebenaran segala ajaran yang mereka bawa.

Al-Muhaimin. Nama Allah dengan arti Yang Maha Memelihara.

Allah Yang mengetahui segala perkara yang tersembunyi dan goresan yang ada di hati, Yang meliputi segala sesuatu oleh pengetahuan-Nya.

Al-Baghawi berkata, "Yang menyaksikan perbuatan semua hamba-Nya.” Ini adalah perkataan Ibnu 'Abbas, Mujahid, dan yang lainnya. Dikatakan, “Haimana yuhaiminu fa huwa muhaimin, artinya ia mengawasi segala sesuatu.”

Al –Muhiith. Yang meliputi terhadap segala sesuatu.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman, “Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Meliputi segala sesuatu.“ (An-Nisaa’: 126).

Allah Subhanahu wata'ala juga berfirman:

“ …Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 120).

Dialah yang ilmu, kekuasaan, rahmat, dan keperkasaan-Nya meliputi segala sesuatu. Ilmu-Nya meliputi segala yang diketahui, penglihatan-Nya meliputi segala yang dilihat, dan pendengaran-Nya meliputi segala hal hal yang didengar. Kehendak dan kekuasaan-Nya terlaksana dengan segala yang ada. Rahmat-Nya meliputi penduduk langit dan bumi. Dia mengetahui semua makhluk dengan keperkasaan-Nya dan segala sesuatu tunduk kepada-Nya.

Nama lain yang dimiliki Allah Subhanahu wata'ala yaitu Al-Muqiit. Nama ini memiliki arti Yang berkuasa member rizki kepada setiap makhluk, Yang menjaga dan melindungi.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

“ …Allah Mahakuasa atas segala sesuatu .“ (QS. An-Nisaa’: 85).

Dia Subhanahu wata'ala yang menyampaikan kepada setiap yang maujud (ada) makanannya. Menyampaikan kepadanya segala rizkinya dan memperlakukannya menurut yang dikehendaki oleh hikmah dan pujian-Nya.

Ar-Raghib al-Ashfahani berkata, “Al-Quut adalah yang mempertahankan kehidupan. Dan bentuk jamaknya yaitu Aqwaat.”

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

“…Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuninya)…” (QS. Fushshilat: 10)

Wa qaatuhu-yaquutuhu-quutan, artinya Ia memberi makan kepadanya. Lafazh aqaatahu-yuqiituhu, artinya Ia menjadikan baginya sesuatu yang mengenyangkannya. Dalam sebuah hadits dari Rasulullah Shallallahu 'alaihiwasallam disebutkan,

“Cukuplah seseorang berdosa apabila menyia-nyiakan orang yang berada dalam tanggungannya.“

Ia juga berfirman:
“…Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. An-Nisaa’: 85)

Ada beberapa pendapat dalam menafsirkan kalimat ini, ada yang mengadakan, “Yang menentukan, Yang menyaksikan, dan hakikatnya adalah yang memelihara dan memberinya makan.”

Dalam al-Qaamuus al-Muhiith disebutkan bahwa Al-Muqiit, “Yang memelihara sesuatu dan menyaksikannya. Yang berkuasa, seperti orang yang memberikan tiap seseorang makanannya.“

Ibnu ‘Abbas Radhiallahu’anhu berkata, “Yang berkuasa atau membalas.” Mujahid berkata, “Yang menyaksikan.” Qatadah berkata, “Yang memelihara.” Dikatakan, “Maknanya atas setiap hewan (makhluk hidup) muqiita, maksudnya, “Yang menyampaikan makanan kepadanya.”

Ibnu Katsir berkata,

“…Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. An-Nisaa’: 85).

“Artinya, Yang memelihara.” Mujahid berkata, “Yang menyaksikan.” Dalam satu riwayat darinya disebutkan, “Yang memberi kecukupan dengan kadar yang tepat.” Dikatakan, “Yang Mahakuasa.” Ada yang mengatakan, “Yang memberi makan dan Yang memberi rizki.” Ada pula yang mengatakan, “Yang memberi kecukupan bagi setiap manusia dengan sekedar amalnya.”

Sumber: Syarah Asma’ul Husna, Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani, Pustaka Imam Asy-Syafi’i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar