Pages

Kamis, 29 Juli 2010

Al-Mubiin (Yang Menjelaskan Segala Sesuatu Menurut Hakikat yang Sebenarnya)

Al-Mubiin adalah isim fa’il dari abaana-yubinuu-fa huwa mubiin, artinya menampakkan dan menjelaskan, baik perkataan maupun perbuatan.

Al-Bayyinah adalah petunjuk yang jelas, baik secara akal maupun perasaan. Adapun al-bayaan, yaitu pengungkapan sesuatu. Kalaam dikatakan bayaan karena ia membuka tentang tujuan dan menampakkannya (Hadza bayaanun linnaasi) inilah penjelasan bagi manusia.


Allah Subhanahu wata'ala, Dialah Yang menjelaskan bagi semua hamba-Nya jalan petunjuk dan menerangkan bagi mereka perbuatan yang mendapatkan pahala bagi yang melakukannya dan perbuatan yang mengakibatkan siksa bagi yang melaksanakannya. Dia menjelaskan kepada mereka apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka tinggalkan. Dikatakan, Abaanar rajulu fii kalaamihi wa manthiqihi (Seseorang menjelaskan perkataan dan penuturannya) fa huwa mubiin (maka dialah yang menjelaskan). Al-Bayaan: Al-Kalaam (perkataan). Dikatakan : Baanal kalaam wa abaana artinya sama maknanya. Fahuwa mubayyin wa mubiin (Dialah yang menjelaskan).

Allah Subhanahu wata'ala menamakan diri-Nya dengan al-Mubiin:

“Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang benar, lagi yang menjelaskan (segala sesutatu menurut hakikat yang sebenarnya).” (QS An-Nuur: 25)

Dia Subhanahu wata’ala telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya semua jalan petunjuk, memperingatkan, menjelaskan kepada mereka jalan-jalan kesesatan, dan mengutus para Rasul dan menurunkan Kitab-Kitab sebagai penjelasan bagi mereka.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati.” (QS. Al-Baqarah: 159)

Ayat ini merupakan ancaman yang keras bagi orang yang menyembunyikan risalah para Rasul, berupa petunjuk yang jelas terhadap segala tujuan yang benar dan petunjuk yang bermanfaat bagi setiap jiwa setelah adanya petunjuk Allah Subhanahu wata'ala dalam Kitab-Kitab yang diturunkan-Nya kepada para Rasul ‘Alaihissalam.

Allah Subhanahu wata'ala menjelaskan hukum-hukum syar’i dan menerangkannya dan menjelaskan hukum-hukum Qadari (takdir). Dia Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya, Mahabijaksana dalam syara’ dan ketentuan-Nya. Dia memiliki hikmah dan hujjah yang tidak bisa dibantah.

Allah Subhanahu wata'ala mengabarkan tentang diri-Nya yang mulia dan hukum-Nya yang adil bahwa Dia tidak akan menyesatkan suatu kaum, kecuali setelah menyampaikan risalah kepada mereka sehingga hujjah telah disampaikan kepada mereka.

Sumber: Syarah Asma’ul Husna, Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani, Pustaka Imam Asy-Syafi’i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar