Pages

Rabu, 14 Juli 2010

Ar-Raqiib (Yang Maha Mengawasi)

Allah memiliki nama Ar-Raqiib yaitu Yang Maha Mengawasi. Yang mengawasi segala yang disembunyikan hati, yang memperhatikan setiap jiwa terhadap apa saja yang dilakukannya. Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

“…Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa’: 1)

Ar-Raqiib, Dia Subhanahu wata’ala yang memelihara semua makhluk dan mengaturnya sebaik-baik tatanan dan sesempurna pengaturan.


Seorang muslim hendaknya selalu merasakan muraqabatullah, yaitu merasa selalu dalam pengawasan Allah setiap saat. Hendaklah dalam hidupnya penuh dengan keyakinan bahwa Allah Subhanahu wata'ala senantiasa melihatnya, mengetahui rahasianya, dan Dia Maha Tahu terhadap segala perbuatannya, bahkan sampai pada hal yang sekecil-kecilnya.


Sehingga dengan keyakinan seperti itu, maka jiwanya merasa terliputi dalam pengawasan Allah Subhanahu wata'ala, dia akan merasa betah berdzikir kepada-Nya, akan senang melaksanakan keta'atan kepada-Nya dan dia pun akan berpaling dari selain-Nya.

Sifat muraqabah merupakan dasar komitmen seorang muslim pada Islam. Sifat muraqabah merupakan sumber kekuatan seorang muslim di saat sendirian dan di tengah keramaian. Jika terlintas dalam pikirannya untuk melakukan maksiat, maka dia akan segera ingat Allah Subhanahu wata'ala, bahwa Dia hadir mengawasinya, lalu dengan serta merta dia akan membuang pikiran ke arah maksiat itu sejauh-jauhnya, agar dirinya terhindar dan terbebas dari perbuatan maksiat tersebut dan dia berazzam untuk tidak mendekatinya lagi. Allah Subhanahu wata'ala berfirman dalam surat Al-Hadid ayat 4 yang artinya: "Dan Dia bersama kamu di mana pun kamu berada dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.”

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Makna ayat ini adalah, bahwa Allah Subhanahu wata'ala Maha Mengawasi dan menyaksikan semua perbuatan, kapan saja dan di mana saja kamu melakukannya, di daratan maupun di lautan, pada waktu malam maupun siang hari, di rumah tempat tinggalmu maupun di tempat umum yang terbuka, segala sesuatu ada dalam ilmu-Nya, semuanya dalam penglihatan dan Sahabatan-Nya. Dia mendengar apa yang kamu ucapkan dan melihat keberadaanmu, Dia Maha Mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu tampakkan.

Seorang shahabat Nabi Shallallahu 'alaihiwasallam yaitu 'Ubadah Bin ash-Shamit Radhiallahu'anhu, ia pernah mendengar bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya keimanan yang paling utama adalah engkau menyadari bahwa Allah bersamamu di mana pun kamu berada.” (HR. Thabrani).

Dari Tsauban Radhiallahu'anhu, Rasululllah Shallallahu 'alaihiwasallam bersabda,
"Sungguh aku mengetahui beberapa kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat kelak dengan membawa kebaikan-kebaikan seperti gunung Tihamah yang putih, lalu Allah jadikan kebaikan-kebaikannya tersebut seperti debu yang berterbangan, mereka itu adalah saudara-saudaramu, dari jenis kulitmu, dan mereka menjadikan malamnya sebagaimana kalian menjadikannya, akan tetapi mereka kaum yang apabila dalam keadaan sepi mereka melanggar larangan-larangan Allah.” (HR. Ibnu Majah, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Al-Bani)

Imam Ahmad Rahimahullah pernah menuturkan: “Jika pada suatu hari engkau sedang sepi dalam kesendirian, maka janganlah engkau mengatakan, ‘Aku sedang sendirian,’ tapi katakanlah, ‘Aku sedang diawasi oleh Dzat Yang Maha Mengawasi.’ Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah Subhanahu wata'ala itu dapat saja berbuat lengah sesaat dan janganlah pula engkau sekali-kali mengira bahwa apa yang kamu sembunyikan itu tersembunyi pula bagi Allah.’

Sumber: Syarah Asma’ul Husna (Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i) dan sumber lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar