Alangkah indahnya apa yang dikatakan oleh Syaikhul Islam tentang indikasi mengagungkan perintah dan larangan:
"Yakni tidak menyalahinya dengan meremehkannya dan tidak pula menyalahinya dengan melewati batas dari yang telah ditetapkan, dan tidak membawa keduanya sebagai sumber penyakit yang akan melemahkan ketundukan."
Maksud dari kalimat beliau adalah bahwa tingkatan pertama dalam mengagungkan Allah عزّوجلّ adalah dengan mengagungkan perintah dan larangan-Nya. Yang demikian itu karena seorang mukmin ber-ma'rifah kepada Rabbnya Ta'ala melalui risalah yang dibawa oleh Rasulullah صلي الله عليه وسلم bagi seluruh manusia. Sebagai tuntutannya adalah tunduk terhadap perintah dan larangan-Nya. Yang demikian itu tidak akan terealisasi melainkan dengan mengagungkan perintah Allah عزّوجلّ, lalu mengikutinya dan mengagungkan larangan-Nya lalu menjauhinya. Sehingga perhatian seorang mukmin terhadap perintah dan larangan Allah adalah indikasi akan pengagungannya kepada Yang memerintah dan melarang (yakni Allah). Maka sesuai dengan kadar pengagungan inilah seseorang dapat berbuat kebajikan sebagai realisasi dari iman, pembenaran, lurusnya aqidah dan kebenciannya terhadap nifak akbar.
Karena terkadang seseorang melakukan perintah namun karena ingin dilihat orang, ingin meraih kedudukan dan kehormatan di tengah-tengah mereka. Begitupula dia meninggalkan larangan namun semata-mata karena takut jatuh kewibawaannya di hadapan manusia, takut penderitaan dunia seperti hukuman yang telah ditetapkan syari'at bagi yang melanggarnya. Apa yang dikerjakan tersebut bukanlah wujud dari pengagungannya terhadap perintah dan larangan, bukan pula terhadap Yang memberi perintah dan larangan.
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah Rahimahullah
www.ibnumajjah.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar