Pages

Senin, 30 Agustus 2010

Tanda Diberinya Taufik

Sesungguhnya orang-orang bijak telah sepakat bahwa taufik berarti Allah tidak menelan­tarkan jiwamu, sedangkan khudzlan adalah Allah Ta'ala menyerahkan jiwamu kepada dirimu sendiri (menelantarkan jiwamu). Maka barangsiapa yang dikehendaki Allah mendapat kebaikan, niscaya Allah membuka baginya perasaan hina di hadapan Allah, senantiasa bersandar kepada Allah, merasa butuh dengan-Nya, menyadari akan aib dan kebo­dohan dirinya, kedzaliman dan pembangkangan­nya. Dalam waktu yang bersamaan dia mengakui akan karunia Allah dan kebaikan-Nya, rahmat-Nya, wujud-Nya, Maha kaya dan segala sifat-Nya yang terpuji.

Seorang yang bijak, berjalan menuju Allah Ta'ala dengan kedua sayap ini, tidak mungkin berjalan me­lainkan dengan keduanya. Manakala hilang salah satu darinya, maka bagaikan burung yang kehi­langan sebelah sayapnya.

Syaikhul Islam berkata, "Seorang yang bijak berjalan menuju Allah di antara dua keadaan yakni mengakui karunia Allah dan menyadari aib diri dan kekurangan amalnya."

Inilah makna yang terkandung dalam sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم di dalam hadits yang shahih: "Sayyidul istighfar adalah hendaknya seseorang membaca:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

"Ya Allah, Engkaulah Rabbku, tidak ada ilah yang haq kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu, dan aku berusaha memenuhi janji-Mu semampuku. Aku memohon per­lindungan kepada-Mu dari buruknya apa yang aku kerjakan, aku mengakui nikmat-Mu atasku, dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguh­nya tiada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau." (HR. Al-Bukhari).

Terkumpullah dalam hadits nabi tersebut "aku mengakui nikmat-Mu atasku, dan aku mengakui dosaku", yakni mengakui nikmat Allah dan mengakui aib diri­nya dan kekurangan amalnya.

Merasakan nikmat akan menumbuhkan kecinta­an, pujian, dan rasa syukur kepada Pemberi nikmat dan kebaikan. Sedangkan mengakui aib dirinya dan kekurangan amalnya akan menumbuhkan rasa rendah, fakir di hadapan Allah dan bertaubat pada setiap kesempatan.

Ibnul Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah

www.ibnumajjah.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar