Al Fudhoil bin ‘Iyadh mengatakan, “Jika ada yang mengetahui orang yang tidak ikhlas (orang yang riya’), maka lihatlah pada diriku.”[Ta’thirul Anfas, halaman 299]
Daud Ath Tho-i mengatakan, “Jika manusia mengetahui sebagian kejelekanku, tentu lisan manusia tidak akan pernah lagi menyebutkan kebaikanku.”[Ta’thirul Anfas, halaman 301]
Ibnul Mubarok mengatakan,
أَحَبُّ الصَّالِحِيْنَ وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَأَبْغَضُ الطَّالِحِيْنَ وَأَنَا شَرٌّ مِنْهُمْ
“Aku menyukai orang-orang sholih. Akan tetapi, aku bukan termasuk mereka. Aku membenci orang-orang tholih (yang suka maksiat, pen). Sedangkan aku sebenarnya lebih jelek dari mereka.”[Hilyatul Auliya’, 8/170]
Al Hasan Al Bashri sering mencela dirinya sendiri sambil mengatakan, “Diri ini sering mengucapkan perkataan orang-orang sholih, orang yang taat dan ahli ibadah. Namun diri ini sering melakukan kefasikan dan perbuatan riya’. Ini sungguh bukan perbuatan orang-orang yang ikhlas.”[Ta’thirul Anfas, halaman 302]
Dapatkan faidah ilmu lebih lengkap dengan membaca langsung dari sumbernya di sini:
http://www.rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/2785-tanda-ikhlas-tidak-mencari-popularitas-dan-merasa-diri-serba-kekurangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar