Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan, “Wahai hamba Allah, sembunyikanlah selalu kedudukan muliamu. Jagalah selalu lisanmu. Minta ampunlah terhadap dosa-dosamu, juga dosa yang diperbuat kaum mukminin dan mukminat sebagaimana yang diperintahkan padamu.”
Abu Ayub As Sikhtiyani mengatakan, “Seorang hamba sama sekali tidaklah jujur jika keinginannya hanya ingin mencari ketenaran.”[Ta’thirul Anfas, halaman 276]
Ibnul Mubarok mengatakan bahwa Sufyan Ats Tsauri pernah menulis surat padanya, “Hati-hatilah dengan ketenaran.”[Ta’thirul Anfas, halaman 277]
Daud Ath Tho’i mengatakan, “Menjauhlah engkau dari manusia sebagaimana engkau menjauh dari singa.”[Ta’thirul Anfas, halaman 278] Maksudnya, tidak perlu kita mencari-cari ketenaran ketika beramal sholih.
Imam Ahmad mengatakan, “Beruntung sekali orang yang Allah buat ia tidak tenar.” Beliau juga pernah mengatakan, “Aku lebih senang jika aku berada pada tempat yang tidak ada siapa-siapa.”[Ta’thirul Anfas, halaman 278]
Dzun Nuun mengatakan, “Tidaklah Allah memberikan keikhlasan pada seorang hamba kecuali ia akan suka berada di jubb (penjara di bawah tanah) sehingga tidak dikenal siapa-siapa.”[Ta’thirul Anfas, halaman 278]
Al Fudhoil bin ‘Iyadh mengatakan, “Rohimahullohu ‘abdan akhmala dzikrohu (Moga-moga Allah merahmati seorang hamba yang tidak ingin dirinya dikenal/tenar)”[Ta’thirul Anfas, halaman 280]
Ibrohim bin Ad-ham mengatakan, “Tidaklah bertakwa pada Allah orang yang ingin kebaikannya disebut-sebut orang.”[Ta’thirul Anfas, halaman 286]
Dapatkan faidah ilmu lebih lengkap dengan membaca langsung dari sumbernya di sini:
http://www.rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/2785-tanda-ikhlas-tidak-mencari-popularitas-dan-merasa-diri-serba-kekurangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar