Pages

Rabu, 14 Juli 2010

As-Sayyid (Maha Mulia, Maha Penguasa)

Alam semesta dan segala yang ada didalamnya tunduk pada aturan yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu wata'ala atau sunnatullah. Hukum dan ketetapan itu dibuat dan dikendalikan oleh satu kekuatan yang maha dahsyat. Kekuatan yang meliputi seluruh alam jagat raya yang maha luas. Allah yang mengatur alam jagat raya mengetahui setiap butir dan titik yang ada di alam semesta. Allah mempunyai kekuatan yang tak terbatas. Allah yang menguasai hukum dan aturan adalah kekuatan yang SATU, tidak mungkin ada dua atau tiga. Jika yang mengatur hukum dialam ini ada 2 atau 3 pasti akan terjadi kekacauan pada sistem alam semesta. Alam semesta akan bingung aturan yang mana yang harus diikuti. Yang menguasai hukum alam itu adalah kekuatan yang SATU, Dialah Allah sang Penguasa Tunggal.

Sistem di alam semesta telah membuktikan bahwa alam semesta tunduk pada hukum dan aturan yang satu, yaitu sunnatullah. Jika ada Tuhan lain selain Allah pasti alam ini akan kacau dan hukum alam tidak berlaku. Tuhan yang satu menghendaki matahari terbit dari timur dan terbenam di barat, tapi Tuhan yang lain menghendaki sebaliknya. Tuhan yang satu menghendaki api panas, tapi Tuhan yang lain menghendaki api itu dingin. Pasti akan terjadi kekacauan dimana mana. Inilah satu bukti bahwa Allah itu satu, Dia penguasa tunggal, tidak ada yang setara atau menyamainya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Al-Ikhlas ayat 1-4:

”Katakanlah, ’Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia’.”

Dia Allah Subhanahuwa ta’ala sang penguasa tunggal tidak pernah lelah dan letih mengurus alam semesta yang maha luas. Dia tidak pernah bingung menghadapi permintaan seluruh mahluknya yang beraneka ragam, yang terlihat mata maupun yang tidak terlihat. Kekuasaan-Nya meliputi alam nyata dan alam ghaib, alam dunia dan akhirat. Kekuasaan-Nya tidak terbatas.

Hal yang paling prinsip dan utama dalam ajaran Islam adalah beriman dan percaya pada kekuasaan mutlak sang Penguasa Tunggal yaitu Allah Subhanahu wata’ala. Tunduk, patuh , menyembah dan sujud hanya kepada-Nya, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Hanya mengakui Dia sebagai penguasa Tunggal , tidak ada Tuhan yang lain yang berhak disembah atau dipatuhi selain Dia. Inilah prinsip utama yang harus dipegang oleh setiap hamba.

Berapapun besar amal kebaikan yang dilakukan seseorang akan sirna lenyap tidak berarti jika tidak dilandaskan pada iman dan yakin pada kekuasaan Allah sang Penguasa Tunggal. Allah hanya mengakui dan menerima amal kebaikan yang dilakukan semata mata karena iklas untuk mengabdi dan memenuhi perintah-Nya. Amal kebaikan yang dilakukan orang yang tidak percaya pada-Nya dan dilakukan hanya karena ingin mendapat penghargaan serta pujian orang banyak, tidak akan mendapat balasan dari Allah. Ia hanya mendapat penghargaan dan pujian di dunia saja, dan di akhirat kelak ia termasuk orang yang rugi, tidak mendapat satu apapun .

Adalah kewajiban setiap hamba untuk mengerjakan amal kebaikan berdasarkan kepercayaan dan iman pada Allah, sebab Allah hanya memberi nilai pada amal yang dilakukan semata mata karena iman dan yakin kepada-Nya. Dia akan membalas amal kebaikan yang dikerjakan hanya karena-Nya berlipat ganda di dunia dan akhirat, sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam Al-Qur’an Surat An Nahl ayat 97,

” Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Allah sang Penguasa Tunggal di alam semesta, hanya Allahlah yang patut kita sembah. Kekuasaan-Nya meliputi seluruh alam, dunia maupun akhirat. Segala sesuatu dilangit dan di bumi tunduk dan patuh pada pada aturan-Nya. Allah yang memberi berbagai fasilitas dan memenuhi semua hajat kebutuhan kita, tidak sepatutnya kita berpaling dari-Nya. Tidak sepantasnya kita menyembah Tuhan yang lain selain daripada Allah ’Azza wajalla.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar