An-Nashiir dari wazan fa’iil dengan makna faa’il (subjek) atau maf’uul (objek) karena dua orang yang saling tolong menolong, pastilah ada orang yang menolong dan ditolong. Wa qad nasharahu yanshuruhu nashran: Ia menolongnya terhadap musuhnya dan membantunya.
An-Nashiir: Dia yang diandalkan dengan tidak membiarkan wali-Nya dan tidak menjadikannya terhina.
Allah subhanahu wata'ala Maha Penolong dan pertolongan-Nya tidak seperti pertolongan makhluk:
“…Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat.” (Asy-Syuura: 11).
Dia telah menamakan diri-Nya dengan nama an-Nashiir:
“Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. dan cukuplah Allah menjadi pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi penolong (bagimu).” (An-Nisaa’: 45).
“Maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (Al-Anfaal: 40).
“…Dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik Penolong.” (Al-Hajj: 78).
“…Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (Al-Furqaan: 31).
Allah subhanahu wata'ala adalah Penolong dan Yang membantu hamba-Nya yang beriman, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (Ali ‘Imran: 160).
Firman-Nya:
“Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah sekali-kali tiada menolongnya (Muhammad) di dunia dan akhirat, maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, kemudian hendaklah ia melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya.” (Al-Hajj: 15).
“…Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Mahaperkasa.” (Al-Hajj: 40).
“Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman karena pertolongan Allah. dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan dialah Mahaperkasa lagi Penyayang.” (Ar-Ruum: 4-5).
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang Rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” (Ar-Ruum: 47).
“Sesungguhnya kami menolong Rasul-Rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari Kiamat).” (Al-Mu’min: 51).
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7).
Pertolongan Allah subhanahu wata'ala kepada hamba-Nya sangat jelas dalam ayat-ayat ini dan ayat yang lainnya. Dia menolong orang yang menolong (agama)-Nya, membantu dan meluruskannya. Adapun yang dimaksud dengan pertolongan hamba terhadap Allah subhanahu wata'ala, yaitu menolong hamba-hamba-Nya yang beriman dengan melaksanakan hak-hak Allah subhanahu wata'ala, memelihara janjinya dan memeluk (memegang) hukum-hukum-Nya, serta menjauhi yang diharamkan Allah kepada-Nya. Inilah yang dimaksud pertolongan hamba kepada Rabbnya, seperti firman Allah subhanahu wata'ala:
“…Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7).
“…Jadilah kamu penolong (agama) Allah…” (Ash-Shaff: 14).
“…Dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Al-Hadiid: 25).
Siapa yang menolong (agama) Allah subhanahu wata'ala dengan berbuat taat dan meninggalkan maksiat, niscaya Allah subhanahu wata'ala akan menolongnya dengan pertolongan yang kuat. Allah subhanahu wata'ala menolong hamba-Nya yang beriman dalam melawan musuh-musuh mereka dan menjelaskan kepada mereka apa yang ditakuti musuh dari mereka, juga menolong mereka dalam melawan musuh mereka. Maka wilaayah (pertolongan) dari Allah subhanahu wata'ala adalah diperolehnya kebaikan dan hilangnya kejahatan (kerusakan).
Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam berdo’a apabila berperang:
“Ya Allah, Engkau adalah kekuatanku, Engkau adalah penolongku, dengan-Mu aku berpindah, dengan-Mu aku menghunuskan pedang, dan dengan-Mu aku berperang.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Allah subhanahu wata'ala menolong hamba-Nya yang beriman pada masa dahulu dan sekarang, serta menenangkan hati mereka terhadap rintangan (gangguan) yang menghalangi mereka. Dalam Shahiih al-Bukhari, Allah subhanahu wata'ala berfirman: “Siapa yang memusuhi wali-Ku, Aku telah menyatakan perang terhadap mereka.”
Karena itulah, Allah subhanahu wata'ala membinasakan kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam, ‘Aad, Tsamud, Ash-habu Rass, kaum Nabi Luth, penduduk Madyan, dan orang yang menyerupai mereka dalam mendustakan para Rasul dan menyalahi kebenaran. Allah subhanahu wata'ala menyelamatkan orang-orang beriman yang berada di tengah-tengah mereka. Dia tidak membinasakan seorang dari kalangan yang beriman, sedangkan menyiksa orang-orang kafir serta tidak menyisakan seorang pun dari mereka. Seperti inilah Allah subhanahu wata'ala menolong Nabi-Nya serta para sahabatnya dalam menghadapi orang-orang yang menyalahi dan mendustakan serta memusuhinya. Ia menjadikan kalimat-Nya yang tertinggi dan menjadikan agama-Nya di atas semua agama (yang tampak di antara mereka). Orang-orang masuk ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong sehingga agama Islam tersebar dari sebelah timur dan barat.
Allah subhanahu wata'ala menjanjikan kepada orang yang menolong (agama)-Nya dengan memberikan pertolongan dan kekuatan. Siapa yang menolong (agama) Allah subhanahu wata'ala dengan menjalankan agama-Nya, mengajak kepada-Nya, berjihad melawan musuh-musuh-Nya dengan niat ikhlas kepada Allah subhanahu wata'ala, niscaya Allah menolong, membantu, dan memberinya kekuatan. Allah subhanahu wata'ala berjanji kepadanya, Dia Yang Maha Pemurah dan Dia paling benar perkataan dan paling bagus ucapan-Nya. Dia telah berjanji bahwa yang menolongnya dengan perkataan dan perbuatan, niscaya Pelindungnya akan menolongnya dan memudahkan baginya jalan-jalan kemenangan berupa ketaatan berupa ketetapan dan yang lainnya. Allah subhanahu wata'ala telah menjelaskan tanda orang yang menolong-Nya, maka siapa yang mengaku menolong agama Allah dan tidak bersifat dengan sifat ini, maka ia adalah pembohong.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
“… Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (Al-Hajj: 40-41).
Ini adalah tanda orang yang menolong (agama) Allah dan Allah menolongnya. Allah memerintahkan kepada hamba-Nya yang beriman agar menolong (agama)-Nya dalam firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah…” (Ash-Shaff: 14).
Sumber: Syarah Asma’ul Husna, Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani, Pustaka Imam Asy-Syafi’i
Tidak ada komentar:
Posting Komentar